Pembahasan Pantun Jenaka

Salah satu jenis karya sastra yang sifatnya menghibur adalah pantun. Anda mungkin sering mendengarkan pantun pada acara-acara hiburan, event, ataupun pada televisi.

Ciri khas pantun yang singkat, sederhana namun menghibur ini sangat sesuai untuk ice breaking, pembukaan maupun penutupan suatu acara. Hanya dengan beberapa kalimat singkat saja, suatu acara dapat terasa lebih santai dan menyenangkan.

Baca Juga : Contoh Soal Logaritma Tidaklah Sulit

Apa pengertian pantun jenaka?

Menilik dari kata per kata, pantun sendiri adalah suatu karya sastra berjenis puisi lama. Pantun memiliki beberapa nama lain sesuai dengan bahasa daerah di daerah tersebut. misalnya saja di Jawa, orang akan lebih familiar dengan istilah parikan, yaitu pantun dalam bahasa Jawa.

Ada banyak jenis pantun, di antaranya adalah pantun agama, pantun nasehat, pantun jenaka, pantun romansa, dan sebagainya.

Pada pembahasan kali ini, pantun yang akan dibahas adalah pantun jenaka.  Pantun jenaka merupakan pantun yang memiliki sifat jenaka atau lucu-lucuan. Terkadang pantun ini juga digunakan untuk menyindir seseorang maupun sesuatu hal dengan cara yang humoris dan menyenangkan.

Apa saja struktur pantun jenaka?

Pantun jenaka hanya memiliki dua struktur penting yang harus Anda ketahui, yaitu sampiran dan isi.

Sampiran berada pada dua baris pertama, sedangkan isi berada pada dua baris terakhir.

Apakah sampiran dan isi berhubungan? Sampiran dan isi tidaklah berhubungan dan bisa jadi dua topik yang berbeda, apa yang harus selaras adalah baris pertama dan kedua sampiran, juga baris pertama dan kedua isi.

Apa saja ciri-ciri pantun jenaka?

Ciri-ciri pantun jenaka sama seperti ciri-ciri pantun secara umum.  Apa saja ciri-ciri pantun jenaka tersebut dapat disimak berikut ini.

  • Satu bait terdiri dari 4 baris

Pantun memiliki susunan kalimat yang disebut dengan bait. Satu bait pantun terdiri dari empat baris, yaitu baris pertama, baris kedua, baris ketiga, dan baris keempat. Cukup simpel bukan?

  • Memiliki 4-5 kata ataupun 8-12 suku kata

Setiap baris dari pantun memiliki 4-5 ataupun 8-12 suku kata. Jika terlalu panjang, pantung tersebut akan cenderung kurang menarik dan memiliki paduan kata yang janggal.

  • Adanya sampiran dan isi

Sampiran dan isi ini adalah struktur utama yang membangun suatu pantun. Sampiran terdapat pada baris pertama dan kedua, sedangkan isi pantunnya sendiri terdapat pada kalimat ketiga dan keempat.

Sampiran bukanlah maksud utama yang hendak disampaikan, jadi Anda bisa memasukan kalimat apapun yang Anda inginkan menjadi sampiran, dan tidak terkait dengan isi pantun. Sedangkan isi berisi maksud dan tujuan pantun.

  • Memiliki rima a-a-a-a atau b-b-b-b

Rima merupakan adanya rima a-a-a-a dan b-b-b-b pada pantun membuat paduan kata yang tersusun selain nyambung, menjadi menarik dan indah. 

  • Isi pantun bersifat lucu

Pantun jenaka karena berisikan unsur yang sifatnya humoris dan bahan untuk bercandaan, maka isinya bersifat lucu. Adapun sifat sindiran juga dapat menjadi salah satu bahan yang Anda gunakan untuk membuat isi pantun menjadi lucu.

Apa saja kegunaan pantun jenaka?

Kapan pantun jenaka dapat digunakan? Tentunya disesuaikan dengan momen yang tepat. Secara umum, pantun jenaka memiliki beberapa kegunaan diantaranya adalah sebagai berikut.

  • Menghibur orang lain 

Sifat pantun jenaka yang dapat memiliki unsur sindiran ini dapat Anda gunakan dengan tujuan bercanda bersama teman-teman dekat Anda. 

Artikel Lainnya : Cara Menulis CV Yang Baik

Karena sifatnya menghibur, reaksi yang diinginkan tentunya adalah orang lain yang terhibur, tersenyum, bahkan dapat tertawa setelah mendengarkan pantun jenaka tersebut. 

  • Menyindir orang lain

Sindiran dalam pantun jenaka sifatnya bukanlah untuk membuat orang lain tersinggung. Terkadang berisi pengingat ataupun nasehat yang disampaikan secara lucu. Hal ini karena suatu nasehat ataupun pengingat dipandang oleh beberapa orang sebagai kritik dan sulit diutarakan dengan cara yang sifatnya tidak menyinggung.

Maka, dengan adanya pantun jenaka, Anda dapat melakukan sindiran secara halus dan lucu. Namun tetap perhatikan isi dan gaya bahasa yang digunakan ya? Supaya orang tersebut tidak salah paham.

  • Pencair suasana pada pembukaan dan penutupan acara

Sifat pantun jenaka yang humoris membuat pantun jenis ini sangat cocok digunakan untuk mencairkan suasana, apalagi jika terdapat ketegangan pada audiens. Pantun jenaka yang disisipkan pada pembukaan dapat membuat penonton lebih rileks dan mengikuti acara yang berlangsung dengan santai dan merasa nyaman. Sedangkan pada penutupan acara, pantun jenaka disampaikan supaya audiens memiliki kesan tertentu pada acara tersebut.

Perlu Anda perhatikan bahwa tidak semua acara bisa Anda sisipi pantun jenaka, terutama bagi acara-acara formal. Pantun jenaka cocok digunakan untuk acara yang sifatnya santai, misalnya event peringatan-peringatan tertentu, event ulang tahun dan hari jadi, resepsi pernikahan, gatheringtalk show ringan dan sebagainya.

Tips dalam berpantun jenaka

Pantun jenaka yang sifatnya sindiran terkadang dapat membuat orang lain tersinggung. Beberapa tips supaya Anda dapat menyampaikan pantun jenaka supaya tepat dan tidak menyinggung orang lain di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Perhatikan audiens

Tidak semua orang mengerti humor yang kita keluarkan, apalagi jika orang tersebut adalah orang yang baru Anda kenal. Untuk menghindari kecanggungan, jangan langsung menggunakan pantun jenaka yang isinya sindiran ini untuk berinteraksi dengan orang lain yang sifatnya hanya terdapat Anda dan orang tersebut.

Selain itu, jika sifatnya bercandaan, perhatikan usia audiens. Anak-anak tentu tidak akan paham mengenai humor dewasa, begitupun sebaliknya, jangan gunakan humor anak-anak pada orang dewasa. Ini untuk menghindari ketidaktepatan situasi dan mengharapkan reaksi yang sesuai dengan yang menjadi tujuan awal Anda menyampaikan pantun jenaka.

  • Perhatikan nada suara

Pantun jenaka memiliki kesan yang lucu, jadi ketika mengucapkan Anda juga harus berada pada suasana hati yang riang dan gembira. Nada suara yang tidak pas tidak akan membuat tujuan utama dari pantun jenaka tersampaikan kepada audiens. Ada juga karena nada suara yang tidak pas pula orang lain menjadi salah paham dengan guyonan kita. Padahal, guna pantun jenaka yang utama adalah menghibur dengan cara yang lucu.

Apa saja contoh pantun jenaka?

Bagi Anda yang sedang ingin membuat pantun jenaka. Beberapa contoh berikut mungkin bisa menjadi inspirasi Anda dalam membuat pantun jenaka.

  • Pantun 1

Pergi ke warung membeli bakwan
Bakwan dimakan penghilang lapar
Selamatkan diri wahai kawan-kawan
Anjing galak siap mengejar

  • Pantun 2

Suku Betawi Suku Batak
Keduanya dari Indonesia
Betapa hati ingin teriak
Yang dicari gadis yang datang janda

  • Pantun 3

Hari Raya buat ketupat
Disajikan di depan kursi
Ada bau sungguh menyengat
Ternyata ada yang belum mandi

  • Pantun 4

Adik datang membawa roti
Kakak datang membawa bunga
Patahlah sudah hati ini
Putri cantik ada yang punya

  • Pantun 5

Burung kutilang hinggap di pagar
Cantik warnanya merdu suaranya
Bila kamu ingin cepat pintar
Carilah teman yang pintar juga

 

Kunjungi Juga : Tips Bermain Rubik Puzzle Yang Melatih Otak